TUGAS
HARIAN
MATA
KULIAH : DESAIN INSTRUKSIONAL
DOSEN :
Prop.DR. Mukhtar, M.Pd
Penulis : RINI (TPI)
1. CARI
TEORI ATAU KONSEP DESAIN DARI PARA PAKAR
MINIMAL 10 BUAH
2. CARI
MODEL PEMBELAJARAN AKTIP/KONSTRUKTIF MINIMAL 10 BUAH
3. CARI
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS “IT”
MINIMAL 15 BUAH
4. SEMUA
SUMBER LENGKAP DENGAN TEORI, KONSEP DAN GAMBAR (LENGKAP HARDISK DAN SOFT COPY)
JAWAB
1. Sebelum
lebih lanjut kita bahas apa itu Teori. Pengertian teori merupakan perangkat
prinsip-prinsip yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam
lingkungan.
1. Dorin, Demmin, dan Gabel (1990)
menjelaskan beberapa pengertian teori yang meliputi;Suatu teori menyajikan
penjelasan umum berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam jangka lama; Suatu
teori menjelaskan dan meramalkan perilaku.
2. Teori
perilaku : berakar pada pemikiran behaviorisme. Teori ini sering disebut stimulus – respon (S-R)
psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau
reward dan penguatan atau renforcement dari lingkungan. Beberapa pemikiran
tokoh – tokoh teori perilaku sebagai berikut :
a. Ivan
Petrovich Pavlov, JB Watson, dan Edwin Gutthrie
Pavlop mengadakan
perrcobaan laboratoris terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing diberi
stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat terhadap anjing. Contoh
situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda
waktu tanpa disadari stimuli itu menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap
bunyi-bunyian. Melalui berbagai bunyi bel ternyata individu dikendalikan melalui
cara mengganti stimmulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respons yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar
dikendalikan.
Belajar menurut teori
ini adalah susatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat – syarat
yang menimbulkan reaksi. Yang terpenting menurut teori ini adalah adanya
latihan dan pengulangan.
b. JB.
Watson
Mengemukakan dua
prinsip dalam pelaziman yaitu prinsip kekerapan dan kebaruan.
Prinsip Kekerapan
menyatakan bahwa makin kerap individu bertindak balas terhadap suatu ransangan,
apabila kelak muncul lagi ransangan itu, maka akan lebih besar kemungkinan
individu memberikan tindak balas yang sama terhadap ransangan itu.
Prinsip Kebaruan
menyatakan bahwa apabila individu membuat tindak balas baru terhadap ransangan,
maka apabila kelak muncul lagi ransangan itu besar kemungkinan individu itu
akan bertindak balas dengan cara yang serupa terhadap ransangan itu.
c. Teori
Guthrie adalah contiguity theory.
Konsep ini mengenai
pembinaan dan perubahan kebiasaan .
Guthrie mengemukakan
ada 3 tiga metode untuk mengubah kebiasaan (terutama kebiasaan buruk) yaitu
metode ambang/ the threshold method,
metode meletihkan/the fatigue response
method, dan metode ambang ransangan tak serasi /the incompatible response methode.
3. Teori
Belajar Kognitif
Dalam
perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental,bukan peristiwa
behavioral meskipun hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam
setiap belajar.
Perilaku
individu bukan semata-mata respons terhadap yang ada melainkan yang lebih
penting karena dorongan mental yang diatur oleh otak. Belajar adalah proses
mental yang aktip untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Teori
ini menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks.
Para
tokoh yang mengemukan teori ini adalah :
a. Jean
peaget menggambarkan perkembangan kognitif sebagai berikut :
TAHAP
|
UMUR
|
CIRI
POKOK PERKEMBANGAN
|
Sensorimotor
|
0-2
tahun
|
Berdasarkan
tindakan langkah demi langkah
|
Praoperasi
|
2-7
tahun
|
Penggunaan
simbol/bahasa tanda konsep intuitif
|
Operasi
Konkret
|
8-11tahun
|
Pakai
aturan jelas/logis reversibel dan kekalan
|
Operasi
Formal
|
11
tahun ke atas
|
Hopotesis,
Abstrak, Deduktif, induktif, logis, dan probalitas
|
Perkembangan kognitif
yang digambarkan Piaget merupakan proses adaptai intelektual. Adaptasi ini
merupakan proses yang melibatkan skemata,asimilasi, akomodasi, dan
equilibration.
Skemata : struktur
kognitif berupa ide,konsep,gagasan.
Asimilasi : proses pegintegrasian
informasi baru ke dalam struktur kognitif telah dimiliki individu.
Akomodasi : proses
penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru.
Equilibration :
pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan
akomodasi.
b. Jerome
Bruner
Proses belajar adalah
adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku individu. Perkembangan
kognitif menurutnya merupakan proses discovery
learning (belajar penemuan),yaitu penemuan konsep. Bruner menyatakan
perkembangan bahasa besar berpengaruh besar.
c. Albert
Bandura ( Teori Kognitif sosial)
Menekankan pada
perubahan perilaku melalui peniruan,proses kognitif dalam pembelajaran sebagai
proses membuat keputusan yaitu bagaiman membuat keputusan perilaku yang
ditirunya menjadi perilaku yang dimilikinya.
Teori belajar sosial,
didasarkan pada konsep saling menentukan (reciprocal determinism/determinasi
resiprokal yaitu pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk
interaksi timbal-balik yang terus-menerus antara determinan kognitif,behavioral,
dan lingkungan),tanpa penguatan (beyong reinforcement, dan pengaturan
diri/berpikir (self-regulation/cognition).
d. Gagne
,1974,
Strategi Kognitif dalah
kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah , dan mengambil
keputusan. Kemampuan strategi ini menyebabkan proses berpikir unik didalam
menganalisa, memecahkan masalah, dan dalam mengambil keputusan.
e. Bell-
Gredler (1986),menyebutkan strategi kognitif sebagai suatu proses berpikir
induktif, yaitu membuat generalisasi dari fakta,konsep, dn prinsip dari apa
yang dikketahui seseorang.
4. Teori
Konstruktivisme
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan lingkungannnya baik antar anak dengan anak, anak dengan sumber
belajar, maupun anak dengan konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep,
dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan dingat siswa.
a.
Menurut Ausubel (1963)
Belajar bermakna merupakan proses belajar adalah proses perubahan
tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan ini
bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan
atau pengalaman. Belajar bermakna hanya terjadi bila peserta didik menemukan
sendiri pengetahuan.
b.
Jean Piaget
Mengemukakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui
tindakan (action). Perkembangan pengetahuan anak tergantung pada seberapa jauh
mereka aktip memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Piaget mengategorikan
pengetahuan menjadi 3 yaitu :
1.
Pengetahuan fisis :
pengetahuan yang dibentuk dari abstraksi langsung terhadap objek yang
dipelajari.
2.
Pengetahuan
matematis-logis : pengetahuan yang dibentuk dari abstraksi berdasarkan
koordinasi, relasi maupun penggunaan objek.
3.
Pengetahuan sosial :
pengetahuan yang dibentuk melalui interaksi seseorang dengan orang lain.
c.
Tasker (1992;30)
mengemukakan tiga penekanan dalam tiori konstruktivistik.
1.
Peran aktif peserta
didik dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna
2.
Pentingnya membuat
kaitan gagasan dalam pengkonstruksian bermakna
3.
Mengaitkan antara
gagasan dan informasi baru yang diterima
5
Teori Zone of Proximal
Development (ZPD)
Lev Semyonovich
Vygotsky Mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal Development (ZPD),merupakan
dimensi psikologis yaitu jarak antara tingkat perkembanganactual dengan tingkat
perkembangan potensial. Tingkat perkembangan ada empat tahap yaitu :
1.more dependence to others stage, yakni tahapan dimana kinerja anak
mendapat banyak bantuan dari pihak lain,seperti teman-temannya, orang tua, guru
dan masyarakat,serta ahli.
2.less dependence external assistence stage, dimana kinerja anak
tidak lagi terlalunbanyak mengharapkan banatuan orang lain,lebih pada self
assistance,membantu dirinya sendiri,
3.internalization and automatization stage, dimana kinerja anak sudah
lebih terinternalisasi secara otomatis.kesadaran akan pentingnya pengembangan
diri dddapat muncul dengan sendirinya.
4.de-automatization stage , dimana kinerja anak amampu mengeluarkan
perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan berulang-ulang.
6. Teori Scaffolding
Yaitu
bantuan (parameter,aturan atau saran ) pembelajar memberikan peserta didik
dalam situasi belajar. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk mendapat
bantuan melalui keterampilan baru atau diluar kemampuannya.
Tokohnya
yaitu :
a.
Jerome Bruner
mengemukakan Scaffolding merupaan interaksi antara orang-orang dewasa dan
anak-anak untuk melaksanakan sesuatu secara mandiri
b.
Cazden mendefinisikan
scaffolding sebagai kerangka kerja sementara untuk aktivitas dalam
penyelesaian.
7. Teori Learning by
Doing
Menurut Dewey (1859-1952) mengemukakan bahwa pembelajar perlu terlibat dan
partisipasi secara spontan. Keinginan pebelajarakan hal-hal yang belum
diketahui mendorong keterlibatan pebelajar secara aktip dalam suatu proses
pembelajaran.
8. Teori pembelajaran konstektual
(CTL,Contextual Teaching and Learning)
Merupakan proses pembelajaran yang holistik
dan bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkan terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks
pribadi,sosial,dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan
yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonsruksi sendiri secara aktif
pemahamannya.
a.
Hull &
Souders,1996
Mengemukakan CTL mendorong pendidik untuk merancang lingkungan belajar yang
menggabungkan berbagai bentuk pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan.
b.
Karweit (1993)
Mendefiniskan sebagai pembelajaran yang dirancang agar peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan dan memecahkan masalah dengan cara mencerminkan sifat
tugas-tugas seperti dunia nyata.
9. Teori Elaborasi
Teori elaborasi hanya termasuk dalam
variabel metode pengorganisasian pembelajaran tingkat makro. Tingkat
makro sebenamya tersusun atas empat masalah
utama yaitu yang disebut dengan 4S (selection,
sequencing, synthesizing, dan summarizing) isi
bidang studi. Reigeluth
dan Merrill (1979) membagi variabel utama pembelajaran yaitu
yang disebut sebagai conditions-methods-pembelajaran,
dan hasil pembelajaran. Analisis karakteristik si-belajar
Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaranMenetapkan strategi
pengorganisasian isi pembelajaran Menetapkan strategi penyampaian isi
pembelajaran
10.
Teori Behavioristik adalah teori ketaatan kepada aturan dipandang sebagai
penentu keberhasilan dan control belajar dipegang oleh system diluar diri
sibelajar. (Jean Piaget)
2.
a.
Pembelajaran tindakan
Menurut Spence (1998) Revan mengatakan
bahwa action learning bias juga disebut pembelajaran bersama rekan sekelompok,
juga bersama-sama berusaha memecahkan masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya
(O’nell dan Marsiek, 1994)
b.Pembelajaran Acuan
Pembelajaran
acuan adalah paradigm pembelajaran berbasis teknologi yang dikembangkan oleh
CGTV, sebuah grup yang mempelajari hubungan erat antara kognitif dan teknologi
yang berbasis di Vanderbit
c.
Pembelajaran
otentik
Memberikan contoh atau soal yang biasa dihadapi
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dan situasi-situasi contoh yang digunakan
dalam kehidupan nyata ( Smith & Reagan)
d.
Pembelajaran
Berbasis kasus
Peserta didik adalah orang yang memiliki masalah atau
problem, bukan orang lain seperti dalam studi kasus (Smith & Regan, 1999)
e.
Pembelajaran
kognitif
Kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang
didemontrasikan sehingga menjadi proses ekternal, dimana peserta didik melihat
dan mendengar para ahli atau orang yang telah ahli dalam kognitif menunjukkan
kemampuan kognitif mereka (Collins, Brown and Newman, 1989)
f.
Pembelajaran
Kolaboratif
Pembelajaran Kolaboratif atau sering juga disebut
pembelajaran kooperatif, pembelajaran ini banyak digunakan dalam
pendekatan-pendekatan kontruktif dalam belajar (Robleyer, Edwards, Havriluk,
1996)
g.
Pembelajaran
CLIEs
Computer-Supported Intentional Learning Environments
(CLIEs) adalah seperangkat computer komprens untuk berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya dalam membangun data base
h.
Pembelajaran
Distribusi
Merupakan pembelajaran dengan bantuan media yang tidak
terikat oleh tempat dan waktu
i.
Pembelajaran
generative
Pembelajaran yang dimulai dari pembelajar, pembelajar
memberikan suatu masalah atau soal yang harus dipecahkan oleh peserta didik,
dan menentukan strategi-strategi pemecahan masalah (Duffy dan Jonassen)
j.
Pembelajaran
berdasarkan situasi
Proses belajar berdasarkan
situasi dirancang sedemikian rupa sehingga budaya kontektual dapat dengan mudah
dipahami dan diikiuti, kemudian peserta didik dapat dengan mudah dipahami dan
diikuti, kemudian peserta didik dapat berinteraksi secara langsung dengan situasi
kontektual ( Lave &Wenger, 1991) dikenal dengan proses “legitimasi
partisipasi”.